Thursday, May 9, 2013

Bahan Ajar LKS IPA SD kelas V

Bahan Ajar
Pengertian bahan ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. 
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1.    Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2.    Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat bagi guru
1.    Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
2.      Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
3.    Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
4.    Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
5.     Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
6.    Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik
1.    Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.    Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3.    Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
Prinsip Pengembangan
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman peserta didik
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
5. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan pembelajaran.
Jenis Bahan Ajar
1. Bahan ajar terdiri atas bahan cetak, seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar. Sedangkan non cetak, seperti model/maket.
2. Bahan ajar audio, seperti kaset,  radio, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar audio visual, seperti video compact disk, film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Contoh bahan ajar
Kelas V, semester 1
A.    Standar Kompetensi
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
B.    Kompetensi Dasar :
1.1    Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
C.    Indikator
1.1.1.    Mengidentifikasi alat pernapasan pada manusia (C1)
1.1.2.    Menjelaskan perbedaan antara fase inspirasi dan fase ekspirasi (C2)
1.1.3.    Menjelaskan perbedaan antara pernapasan perut dengan pernapasan dada (C2)
D.    Tujuan Pembelajaran
1.    Melalui demonstrasi yang dilakukan guru siswa dapat merumuskan masalah mengenai proses manusia bernafas.
2.    Melalui demonstrasi siswa dapat menjelaskan perbedaan antara fase inspirasi dan fase ekspirasi dengan tepat.
3.    Melalui demonstrasi siswa dapat menjelaskan perbedaan antara pernapasan dada dengan pernapasan perut.

Bahan Ajar
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bernapas adalah kegiatan menghirup udara (Inspirasi) dan mengeluarkan udara (Ekspirasi). Manusia Bernapas menggunakan alat-alat pernapasan yaitu hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Proses pernapasan pada manusia berawal dari masuknya udara bebas ke dalam hidung. Di dalam hidung, udara mengalami penyaringan sehingga debu atau kotoran yang berasal dari udara tidak dapat masuk. Penyaringan ini dilakukan oleh rambut hidung dan selaput lendir. Selain mengalami proses penyaringan, udara yang masuk ke dalam hidung juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan.



Gambar 1.1 Alat pernapasan pada manusia




Dari rongga hidung, udara masuk ke tenggorok. Tenggorok atau trakea memiliki fungsi sebagai tempat lewatnya udara pernapasan.
Tenggorok bercabang dua, satu menuju paru-paru kanan dan yang lain menuju paru-paru kiri. Cabang tenggorok ini disebut bronkus. Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi yang disebut bronkiolus. Pada ujung bronkiolus terdapat alveolus yang merupakan gelembung-gelembung halus berisi udara. Udara masuk ke paru-paru karena dua hal. Pertama karena kontraksi otot antartulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat. Kedua karena kontraksi otot sekat rongga dada (diafragma), sehingga diafragma mendatar. Terangkatnya tulang rusuk dan mendatarnya diafragma mengakibatkan rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada diikuti mengembangnya paru-paru sehingga udara masuk ke paru-paru. Perhatikan Gambar 1.2 berikut!













 
Gambar 1.2 Cara pemasukan udara ke dalam paru-paru
Udara keluar dari paru-paru juga karena dua hal. Pertama, karena mengendurnya otot antartulang rusuk, sehingga tulang rusuk turun. Kedua karena mengendurnya otot diafragma sehingga diafragma melengkung. Turunnya tulang rusuk dan melengkungnya diafragma mengakibatkan rongga dada mengecil. Mengecilnya rongga dada diikuti mengempisnya paru-paru, sehingga udara keluar dari paru-paru. Perhatikan Gambar 1.3 berikut!




Gambar 1.3 Cara pengeluaran udara dari paru-paru


Masuk dan keluarnya udara pernapasan yang disebabkan oleh naik dan turunnya tulang rusuk disebut pernapasan dada. Sedangkan masuk dan keluarnya udara pernapasan karena mendatar dan melengkungnya diafragma disebut pernapasan perut.



Lembar Kegiatan Siswa
1.    Pengertian
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

2.    Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)

 Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
•    Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran pada suatu kegiatan tertentu.
•    Dapat mempercepat proses belajar mengajar dan menghemat waktu mengajar.
•    Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian.

3.    Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
•    Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.
•    Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut.
4.    Langkah-Langkah Penulisan LKS
•    Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.
•    Menyusun peta kebutuhan LKS
•    Menentukan judul LKS
•    Menulis LKS
•    Menentukan alat penilaian
5.    Struktur LKS

Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut :
1.    Judul, mata pelajaran, semester, dan  tempat
2.    Petunjuk belajar
3.    Kompetensi yang akan dicapai
4.    Indikator,
5.    Informasi pendukung
6.    Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
7.    Penilaian

Lembar Kerja Siswa
”Mengetahui Cara Kerja Paru-Paru Menggunakan Model”
Membuat Model Paru-Paru
    Bahan :
•    Botol plastik bening
•    Satu buah Pipa panjang 25 cm 
•    Pipa kecil bercabang tiga
•    Plastisin
•    Dua buah Karet gelang
•    Dua buah balon kecil
•    Satu buah balon besar
•    Lakban

    Alat :
•    Gunting
•    Cutter

    Cara membuat :
1.    Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2.    Potonglah Botol Plastik pada bagian bawah secara membujur,
3.    Buatlah lubang pada bagian tengah tutup botol.
4.    Sementara itu ambillah pipa panjang, dan sambungkan salah satu ujung pipa panjang tersebut dengan salah satu cabang pipa pendek.
5.    Pada dua cabang pipa pendek, pasanglah balon yang sebelumnya pada ujung balon tersebut telah dipotong sedikit.
6.    Ikatlah balon yang telah dipasang pada dua cabang pipa pendek dengan menggunakan karet gelang.
7.    Masukkan ujung pipa panjang (yang telah dirangkai dengan pipa pendek dan dua balon) pada lubang tutup botol melalui bagian bawah botol yang telah terpotong, sehingga kedua balon yang telah disambungkan pada cabang pipa masuk dalam botol dan terlihat menggantung dibagian tengah botol.
8.    Berikan sisa pipa kurang lebih 7 cm diatas tutup botol (sebagai jalan udara)
9.    Tempelkan plastisin pada sela-sela lingkar lubang tutup botol pipa agar tidak ada udara yang masuk melalui sela-sela tutup botol tersebut, sehingga tekanan udara di dalam botol stabil.
10.    Potonglah satu buah balon besar hinngga membentuk lembaran.
11.    Pada bagian bawah botol yang telah dipotong, tutuplah menggunakan lembaran balon dengan kencang, Kemudian rekatkan sisi samping balon dan botol plastik tersebut menggunakan lakban secara melingkar. Pastikan lakban tersebut merekat dengan kuat, agar ketika balon ditarik tidak mudah lepas.

Mengetahui Cara Kerja Paru-Paru







Cara Kerja Paru-Paru
1.    Pegang botol dengan tangan kiri! Tariklah balon B dengan tangan kananmu! Apa yang terjadi pada balon A ketika balon B ditarik? Mengapa demikian?
2.    Lepaskan tarikan pada balon B! Amati yang terjadi pada balon A! Apa yang terjadi pada balon A ketika tarikan balon B dilepaskan? Mengapa demikian?
3.    Buatlah kesimpulan tentang cara kerja paru-paru!
4.    Demonstrasikanlah model dan cara kerja paru-paru tersebut di kelas! Sambil berdemonstrasi, ceritakanlah cara kerjanya.
Kesimpulan :

Apa saja penyebab terjadinya gangguan pernafasan pada manusia?







KATA KERJA OPERASIONAL REVISI TAKSONOMI BLOOM

Ranah Kognitif

 
 

assesmen portofolio

ASESMEN PORTOFOLIO

Asesmen portofolio merupakan asesmen yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru. Kumpulan karya siswa yang akan dikumpulkan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direviu oleh guru, sehingga bersama guru siswa dapat menentukan bukti-bukti nyata yang menggambarkan perkembangan dirinya.
Portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu
1)    Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu,
2)    Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki,
3)    Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar,
4)    Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Evaluasi asesmen portofolio lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria penyaringan. Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas.
Dengan kata lain, penilaian oleh pihak guru harus menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau hasil belajar, karena ada beberapa masalah dalam penilaian hasil belajar, antara lain:
(1) Tes baku biasanya tidak menilai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara luas;
 (2) Tes tertutup (tes dengan jawaban tunggal) tidak memberikan gambar yang memadai tentang kemampuan siswa;
(3) Penilaian perlu disesuaikan dengan cara belajar siswa, yang biasanya bervariasi;
(4) Penilaian harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya, bukan ketidakmampuannya;
(5) Penilaian harus mempertimbangkan kemajuan siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan;
(6) Penilaian perlu diselenggarakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran.
Agar penilaian dapat menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar, haruslah penilaian itu: menghasilkan informasi sebanyak mungkin, yang relevan dengan pembelajaran, baik informsi formal maupun informasi informal. Oleh karena itu, di samping tes tertulis yang lazim dalam penilaian hasil belajar, guru juga perlu mengadakan penilaian dengan cara lain. Banyak alternatif atau cara lain penilaian, antara lain melalui portofolio.
Beberapa guru mulai curiga tentang kepalsuan penilaian ujian tertulis. Mereka sering merasakan bahwa kebanyakan tes kelas tersebut tidak begitu asli dan tidak dengan teliti mencerminkan kemampuan siswa mereka. Para guru tersebut melihat portofolio sebagai hal yang yang lebih otentik (asli) dan lebih mampu untuk mengukur kemampuan siswa mereka untuk menggunakan ketrampilan yang mereka sudah pelajari di dalam kelas.
Ini adalah sebagian dari pertimbangan mengapa para guru secara individu dan kadang-kadang keseluruhan sekolah sudah mengadopsi penggunaan portofolio.
Fungsi penilaian fortopolio sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar.

B. Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
Apapun teknik penilaian yang diterapkan dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan, sebagaimana portofolio mempunyai kedua-duanya.
Keuntungan Portofolio
1.    Dengan portofolio, para siswa didukung untuk memasukkan contoh pekerjaan terbaik mereka. Oleh karena itu, terdapat lebih banyak perhatian atas kemampuan siswa.
2.    Portofolio dikhususkan untuk masing-masing kebutuhan individu siswa. Secara rinci dirancang berdasarkan pada sasaran hasil dan tujuan yang telah diatur sesuai waktunya pada siswa. Oleh karena itu, portofolio mungkin menjadi alternatif penilaian terbaik di dalam suatu kelas yang lebih memusatkan pada tujuan pendidikan secara individual.
3.    Portofolio dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa itu sendiri, orang tua, dan pihak lain yang terkait.
Dengan portofolio, yang semua isinya akan dinilai, siswa diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu. Dengan demikian penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, diantaranya:
(1) Portofolio menyajikan atau memberikan “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas;
(2) Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik;
(3) Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa;
(4) Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa;
(5) Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas;
(6) Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa;
(7) Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar;
 (8) Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa;
(9) Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran;
(10) Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan;
 (11)Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.

Kelemahan Portofolio
1.    Portofolio secara khas menunjukkan kepada guru hasil dari kemajuan suatu produk bukan bagaimana hasil dari kemajuan tersebut terjadi.
2.    Memerlukan waktu yang sangat intensif. Melibatkan banyak waktu antara guru dan para siswa. Pertama, guru dan siswa harus duduk bersama dan merencanakan portofolio. Kedua, sedikitnya satu kali dalam proses mengembangkan portofolio guru dan siswa harus bertemu untuk memeriksa kemajuan sebuah program.
3.    Sulit untuk mencetak prestasi yang nyata. Jika portofolio diharapkan untuk berdiri sendiri dalam menunjukkan kemajuan siswa, kemudian guru mengevaluasinya kemungkinan tidak menjadi mudah ketika kemajuan dari sebuah program berdiri sendiri. Bagaimanapun, dalam banyak kasus, portofolio digunakan sebagai suatu alat penilaian dan digunakan untuk membantu mengembangkan nilai seorang siswa. Di dalam kasus tersebut, guru harus mengevaluasi dan menilainya.
4.    Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa.

Asesmen kinerja

ASESMEN KINERJA
Asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk.
Pada prinsipnya asesmen kinerja menekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Asesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
Selain itu, dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik di persekolahan. Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.
              Evaluasi asesmen kinerja didasarkan pada perbandingan kinerja siswa dalam mencapai standar excellent (keunggulan prestasi) yang telah dicapai sebelumnya. Sebagaimana tes essay, pertimbangan guru digunakan sebagai dasar penempatan siswa pada suatu kesatuan tingkatan-tingkatan prestasi yang terentang mulai dari tingkatan yang sangat rendah sampai tingkatan yang sangat tinggi. 
Dari paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah salah satu alternatif penilaian yang tergolong tradisional. Selama penilaian kinerja, para siswa itu diminta untuk menyelesaikan beberapa aktivitas dan diamati oleh guru dan kadang-kadang guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan dan melengkapi tugasnya. Guru juga memfokuskan penilaian hasil dari aktivitas siswa.
Berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi:
•    Asesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas.
•    Asesmen kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara kelompok.
•    Asesmen kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu.

Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja sudah dianggap berkualitas baik, terdapat tujuh kriteria yang harus diperhatikan yaitu:
1. Generability, semakin dapat digeneralisasikan dengan tugas-tugas lain , maka semakin baik tugas tersebut
2. dalam praktek kehidupan sehari-hari Authenticity, tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang sering dihadapinya
3. Multiple, tugas yang diberikan sudah mengukur lebih darisatu kemampuan-kemampuan yang diinginkan.
4. Teachability, tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang diajarkan guru.
5. Fairness, tugas yang diberikan harus adil untuk semua peserta tes
6. Feasibility, harus relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan, waktu, atau peralatannya.
7. Scorability, dapat diskor dengan akurat dan reliabel.

KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN KINERJA

Keuntungan dalam penilaian kinerja
•    guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan hanya dengan tes (paper and pencil test) Saja. Termasuk pula penilaian keterampilan-keterampilan teori tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan keterampilan-keterampilan psychomotor
•    dapat mempengaruhi cara belajar siswa dimana siswa tidak hanya sekedar menghafal saja tetapi bagaimana siswa diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua keterampilan-keterampilannya, sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih baik.
•    guru dapat mengukur proses kinerja siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Kekurangan – kekurangan dalam penilaian kinerja
•    Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar digunakan
•    Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak, rata-rata hanya satu orang
•    Penskoran cederung bias atau subjektif
•    Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang obyektif.
•    Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama dalam kegiatan/proses kinerja pada topik tertentu.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT PENILAIAN KINERJA
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat penilaian kinerja antara lain:
1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan dalam mempengaruhi hasil akhir
2. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak, sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati.
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.

METODE PENILAIAN KINERJA
Dalam penilaian kinerja dapat digunaklan 2 pendekatan, yaitu (1) metode holistic dan (2) metode analytic.
Metode holistic digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor atau nilai (single rating) berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja siswa.
Metode analityc para penskor (rater) memberikan penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai.
Dalam penskoran kinerja dengan metode analityc antara lain dapat menggunakan checklists dan rating scales.
1. Checklists
Penskoran yang menggunakan checklists merupakan cara yang paling sederhana . Melalui cara penskoran ini kriteria kemampuan tertentu siswa atau produk yang dihasilkan siswa dapat diamati oleh penskor, siswa akan mendapat nilai jika ia mengerjakan tahapan tertentu dari tugas yang diberikan dan apabila tidak maka siswa tersebut tidak mendapat nilai.

CONTOH MENILAI PENILAIAN KINERJA
Tabel 1. Instrumen penilaian berpidato dengan menggunakan cheklis
Nama : Dito
Petunjuk:
Tuliskan centang (√ ) di belakang huruf dimana kemampuan siswa teramati pada waktu berpidato, tetapi dalam hal ini masih perlu dilengkapi dengan rubrik penilaian, tergantung aspek-aspek apa yang akan dinilai, secara sederhana seperti berikut:
1. Ekspresi Fisik
a.    Berdiri tegak melihat pada penonton
b.    Merubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan yang disajikan
c.    Mata melihat kepada penonton
2. Ekspresi Suara
a.    Berbicara dengan kata-kata yang jelas
b.    Nada suaranya berubah-ubah sesuai pernyataan yang ditekankan
c.     Berbicara cukup keras untuk didengar oleh penonton
3.    Ekspresi Verbal
a.    Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti
b.    Tidak mengulang-ulang pernyataan
c.     Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
d.    Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting

 Rating Scale
Penilaian kemampuan kinerja dengan cara lain adalah dengan menggunakan rating scale. Rating scale memberikan lebih dari dua kategori penilaian
Tabel 2. Instrumen penilaian berpidato dengan menggunakan numerical rating scale
Nama : Radit
Petunjuk:
Untuk setiap kemampuan berilah lingkaran pada nomor
1. Bila siswa selalu melakukan
2. Bila kadang-kadang
3. Bila jarang
4. Bila tidak pernah

• Ekspresi Fisik
A.    Berdiri tegak melihat pada penonton
12 3 4
1    Merubah ekspresi wajah sesuai dengan  pernyataan yang disajikan.
1 2 3 4
B.    Mata melihat kepada penonton
1 2 3 4

• Ekspresi Suara
A.    Berbicara dengan kata-kata yang jelas
1 2 3 4
B.    Nada suaranya berubah-ubah sesuai pernyataan yang ditekankan
1 2 3 4
C.    Berbicara cukup keras untuk didengar oleh pendengar
1 2 3 4

• Ekspresi Verbal
A.    Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti
1 2 3 4
B.    Tidak mengulang-ulang pernyataan
1 2 3 4
C.    Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
1 2 3 4
D.    Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting
1 2 3 4
BEBERAPA BENTUK PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja yang menghasilkan suatu benda (produk) dinamakan penilaian produk (product assessment).
Penilaian yang berbentuk tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu, disebut penilaian projek (product assessment).
1.Penilaian produk adalah penilaian hasil karya siswa yang berbentuk suatu benda. Benda tersebut dapat terbuat dari kain,  kertas,  logam, kayu,  plastik,  keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung.
2. Penilaian Projek
Salah satu bagian dari penilaian kerja adalah penilaian projek. Projec didefinisikan sebagai tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu. Tugas yang dimaksud adalah suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Sedangkan periode untuk menyelesaikannya, misalnya selama dua minggu, satu bulan, satu semester, atau lebih.
Penilaian projek juga dilakukan pada proses dan produk akhir dari tugas tersebut, baik pada proses maupun produk. Penilaian difokuskan ketika sedang merencanakan, membuat spesifikasi, mencatat, dan mengestimasi.